Archives

0

Rahasia Tuhan

HEARTWARE Senin, 31 Mei 2010 ,
Kadang-kadang Allah sembunyikan matahari
Dia datangkan petir
dia datangkan kilat
Kita menangis dan bertanya-tanya
Kemanakah hilangnya cahaya?

Rupanya Allah akan hadiahkan kita pelangi


by: mase_arie
1

Mampukah kita menjadi lelaki seperti ini ..... ?

HEARTWARE Rabu, 26 Mei 2010 ,
Base on True Story..

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah
senja bahkan sudah mendekati malam,pak Suyatno 58 tahun kesehariannya
diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua.
mereka menikah sudah lebih 32 tahun

Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa,setelah
istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa
digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga
seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang
lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi,
dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja
dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.

Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya
tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari
rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan
siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan
selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan
apa2 saja yg dia alami seharian.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi,
pak suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya
setiap berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan pak suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan
sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah
hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg
masih kuliah.

Pada suatu hari, ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua
mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah
sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan pak suyatno memutuskan,ibu
mereka dia yg merawat.Yang dia inginkan hanya satu, semua anaknya
berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata " Pak kami ingin
sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu
tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak.bahkan bapak
tidak ijinkan kami menjaga ibu" .

Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya "sudah yg
keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi ,kami rasa ibupun
akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan
berkorban seperti ini? Kami sudah tidak tega melihat bapak,kami janji
kami akan merawat ibu bergantian".

Pak suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka."
Anak2ku,jikalau hidup di dunia ini hanya untuk nafsu mungkin bapak
akan menikah, tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku
itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian".. Sejenak
kerongkongannya tersekat, kalian yg selalu kurindukan hadir di dunia
ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan
apapun. Coba kalian tanya ibumu, apakah dia menginginkan keadaannya
seperti ini ?. Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak
bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang". Kalian
menginginkan bapak yg masih diberi Allah kesehatan dirawat oleh orang
lain, bagaimana dengan ibumu yg masih sakit. Sejenak meledaklah tangis
anak2 pak suyatno .Merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk
mata ibu suyatno..dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat
dicintainya itu..

Sampailah akhirnya pak suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV
swasta untuk menjadi nara sumber di acara islami selepas shubuh dan
merekapun mengajukan pertanyaan kepada pak suyatno kenapa mampu
bertahan selama 25 tahun merawat istrinya yg sudah tidak bisa
apa2..Disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di
studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru,
disitulah pak suyatno bercerita".

Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta tapi dia tidak
mencintai karena Allah,semuanya akan luntur. Saya memilih istri saya
menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan
sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan
dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2..

Sekarang dia sakit berkorban untuk saya karena Allah..dan itu
merupakan ujian bagi saya, sehatpun belum tentu saya mencari
penggantinya apalagi dia sakit,,,setiap malam saya bersujud dan
menangis dan saya dapat bercerita kepada Allah

Diatas sajadah..dan saya yakin hanya kepada Allah saya percaya untuk
menyimpan dan mendengar rahasia saya..

sumber: argatikel.blog


0

Kisah Nyata - Kebesaran Jiwa Seorang Ibu

Oct 26, 2008 in True Story
Kejadian ini terjadi di sebuah kota kecil di Taiwan, Dan sempat dipublikasikan lewat media cetak dan electronic.
Ada seorang pemuda bernama A be (bukan nama sebenarnya). Dia anak yg cerdas, rajin dan cukup cool. Setidaknya itu pendapat cewe2 yang kenal dia. Baru beberapa tahun lulus dari kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan swasta, dia sudah di promosikan ke posisi manager. Gaji-nya pun lumayan.
Tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari kantor. Tipe orangnya yang humoris dan gaya hidupnya yang sederhana membuat banyak teman2 kantor senang bergaul dengan dia, terutama dari kalangan cewe2 jomblo. Bahkan putri owner perusahaan tempat ia bekerja juga menaruh perhatian khusus pada A be.
Dirumahnya ada seorang wanita tua yang tampangnya seram sekali. Sebagian kepalanya botak dan kulit kepala terlihat seperti borok yang baru mengering. Rambutnya hanya tinggal sedikit dibagian kiri dan belakang. Tergerai seadanya sebatas pundak. Mukanya juga cacat seperti luka bakar. Wanita tua ini betul2 seperti monster yang menakutkan. Ia jarang keluar rumah bahkan jarang keluar dari kamarnya kalau tidak ada keperluan penting. Wanita tua ini tidak lain adalah Ibu kandung A Be.
Walau demikian, sang Ibu selalu setia melakukan pekerjaan rutin layaknya ibu rumah tangga lain yang sehat. Membereskan rumah, pekerjaan dapur, cuci-mencuci (pakai mesin cuci) dan lain-lain. Juga selalu memberikan perhatian yang besar kepada anak satu2-nya A be. Namun A be adalah seorang pemuda normal layaknya anak muda lain. Kondisi Ibunya yang cacat menyeramkan itu membuatnya cukup sulit untuk mengakuinya. Setiap kali ada teman atau kolega business yang bertanya siapa wanita cacat dirumahnya, A be selalu menjawab wanita itu adalah pembantu yang ikut Ibunya dulu sebelum meninggal. "Dia tidak punya saudara, jadi saya tampung, kasihan." jawab A be.
Hal ini sempat terdengar dan diketahui oleh sang Ibu. Tentu saja Ibunya sedih sekali. Tetapi ia tetap diam dan menelan ludah pahit dalam hidupnya. Ia semakin jarang keluar dari kamarnya, takut anaknya sulit untuk menjelaskan pertanyaan mengenai dirinya. Hari demi hari kemurungan sang Ibu kian parah. Suatu hari ia jatuh sakit cukup parah. Tidak kuat bangun dari ranjang. A be mulai kerepotan mengurusi rumah, menyapu, mengepel, cuci pakaian, menyiapkan segala keperluan sehari-hari yang biasanya di kerjakan oleh Ibunya. Ditambah harus menyiapkan obat-obatan buat sang Ibu sebelum dan setelah pulang kerja (di Taiwan sulit sekali cari pembantu, kalaupun ada mahal sekali).
Hal ini membuat A be jadi BT (bad temper) dan uring-uringan dirumah. Pada saat ia mencari sesuatu dan mengacak-acak lemari Ibunya, A be melihat sebuah box kecil. Didalam box hanya ada sebuah foto dan potongan koran usang. Bukan berisi perhiasan seperti dugaan A be. Foto berukuran postcard itu tampak seorang wanita cantik. Potongan koran usang memberitakan tentang seorang wanita berjiwa pahlawan yang telah menyelamatkan anaknya dari musibah kebakaran. Dengan memeluk erat anaknya dalam dekapan, menutup dirinya dengan sprei kasur basah menerobos api yang sudah mengepung rumah. Sang wanita menderita luka bakar cukup serius sedang anak dalam dekapannya tidak terluka sedikitpun.
Walau sudah usang, A be cukup dewasa untuk mengetahui siapa wanita cantik di dalam foto dan siapa wanita pahlawan yang dimaksud dalam potongan koran itu. Dia adalah Ibu kandung A be. Wanita yang sekarang terbaring sakit tak berdaya. Spontan air mata A be menetes keluar tanpa bisa di bendung. Dengan menggenggam foto dan koran usang tersebut, A be langsung bersujud disamping ranjang sang Ibu yang terbaring. Sambil menahan tangis ia meminta maaf dan memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini. Sang Ibu-pun ikut menangis, terharu dengan ketulusan hati anaknya. " Yang sudah-sudah nak, Ibu sudah maafkan. Jangan di ungkit lagi".
Setelah ibunya sembuh, A be bahkan berani membawa Ibunya belanja kesupermarket. Walau menjadi pusat perhatian banyak orang, A be tetap cuek bebek. Kemudian peristiwa ini menarik perhatian kuli tinta (wartawan). Dan membawa kisah ini kedalam media cetak dan elektronik.
Teman2 yang masih punya Ibu (Mama atau Mami) di rumah, biar bagaimanapun kondisinya, segera bersujud di hadapannya. Selagi masih ada waktu. Jangan sia-sia kan budi jasa ibu selama ini yang merawat dan membesarkan kita tanpa pamrih. kasih seorang ibu sungguh mulia.
– happy ending –
sumber : forum.kapanlagi.com
0

Cara Tuhan

( Andy F.Noya )


Malam itu saya gelisah. Tidak bisa tidur. Pikiran saya bekerja ekstra
keras. Dari mana saya bisa mendapatkan uang sebanyak itu? Sampai jam tiga
dini hari otak saya tetap tidak mampu memecahkan masalah yang saya hadapi.
Tadi sore saya mendapat kabar dari rumah sakit tempat kakak saya berobat.
Menurut dokter, jalan terbaik untuk menghambat penyebaran kanker payudara
yang menyerang kakak saya adalah dengan memotong kedua payudaranya. Untuk
itu, selain dibutuhkan persetujuan saya, juga dibutuhkan sejumlah biaya
untuk proses operasi tersebut.

Soal persetujuan, relatif mudah. Sejak awal saya sudah menyiapkan mental
saya menghadapi kondisi terburuk itu. Sejak awal dokter sudah menjelaskan
tentang risiko kehilangan payudara tersebut. Risiko tersebut sudah saya
pahami. Kakak saya juga sudah mempersiapkan diri menghadapi kondisi
terburuk itu.

Namun yang membuat saya tidak bisa tidur semalaman adalah soal biaya.
Jumlahnya sangat besar untuk ukuran saya waktu itu. Gaji saya sebagai
redaktur suratkabar tidak akan mampu menutupi biaya sebesar itu. Sebab
jumlahnya berlipat-lipat dibandingkan pendapatan saya. Sementara saya harus
menghidupi keluarga dengan tiga anak.

Sudah beberapa tahun ini kakak saya hidup tanpa suami. Dia harus berjuang
membesarkan kelima anaknya seorang diri. Dengan segala kemampuan yang
terbatas, saya berusaha membantu agar kakak dapat bertahan menghadapi
kehidupan yang berat. Selain sejumlah uang, saya juga mendukungnya secara
moril. Dalam kehidupan sehari-hari, saya berperan sebagai pengganti ayah
dari anak-anak kakak saya.

Dalam situasi seperti itu kakak saya divonis menderita kanker stadium
empat. Saya baru menyadari selama ini kakak saya mencoba menyembunyikan
penyakit tersebut. Mungkin juga dia berusaha melawan ketakutannya dengan
mengabaikan gejala-gejala kanker yang sudah dirasakannya selama ini. Kalau
memikirkan hal tersebut, saya sering menyesalinya. Seandainya kakak saya
lebih jujur dan berani mengungkapkan kecurigaannya pada tanda-tanda awal
kanker payudara, keadaannya mungkin menjadi lain.

Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Pada saat saya akhirnya memaksa dia
memeriksakan diri ke dokter, kanker ganas di payudaranya sudah pada kondisi
tidak tertolong lagi. Saya menyesali tindakan kakak saya yang
"menyembunyikan" penyakitnya itu dari saya, tetapi belakangan ? setelah
kakak saya tiada -- saya bisa memaklumi keputusannya. Saya bisa memahami
mengapa kakak saya menghindar dari pemeriksaan dokter. Selain dia sendiri
tidak siap menghadapi kenyataan, kakak saya juga tidak ingin menyusahkan
saya yang selama ini sudah banyak membantunya.

Namun ketika keadaan yang terbutruk terjadi, saya toh harus siap
menghadapinya. Salah satu yang harus saya pikirkan adalah mencari uang
dalam jumlah yang disebutkan dokter untuk biaya operasi. Otak saya
benar-benar buntu. Sampai jam tiga pagi saya tidak juga menemukan jalan
keluar. Dari mana mendapatkan uang sebanyak itu?

Kadang, dalam keputus-asaan, terngiang-ngiang ucapan kakak saya pada saat
dokter menganjurkan operasi. "Sudahlah, tidak usah dioperasi. Toh tidak ada
jaminan saya akan terus hidup," ujarnya. Tetapi, di balik ucapan itu, saya
tahu kakak saya lebih merisaukan beban biaya yang harus saya pikul. Dia
tahu saya tidak akan mampu menanggung biaya sebesar itu.

Pagi dini hari itu, ketika saya tak kunjung mampu menemukan jalan keluar,
saya lalu berlutut dan berdoa. Di tengah kesunyian pagi, saya mendengar
begitu jelas doa yang saya panjatkan. "Tuhan, sebagai manusia, akal
pikiranku sudah tidak mampu memecahkan masalah ini. Karena itu, pada pagi
hari ini, aku berserah dan memohon Kepada-Mu. Kiranya Tuhan, Engkau membuka
jalan agar saya bisa menemukan jalan keluar dari persoalan ini." Setelah
itu saya terlelap dalam kelelahan fisik dan mental.

Pagi hari, dari sejak bangun, mandi, sarapan, sampai perjalanan menuju
kantor otak saya kembali bekerja. Mencari pemecahan soal biaya operasi.
Dari mana saya mendapatkan uang? Adakah Tuhan mendengarkan doa saya?
Pikiran dan hati saya bercabang. Di satu sisi saya sudah berserah dan yakin
Tuhan akan membuka jalan, namun di lain sisi rupanya iman saya tidak cukup
kuat sehingga masih saja gundah.

Di tengah situasi seperti itu, handphone saya berdering. Di ujung telepon
terdengar suara sahabat saya yang bekerja di sebuah perusahaan public
relations. Dengan suara memohon dia meminta kesediaan saya menjadi
pembicara dalam sebuah workshop di sebuah bank pemerintah. Dia mengatakan
terpaksa menelepon saya karena "keadaan darurat". Pembicara yang seharusnya
tampil besok, mendadak berhalangan. Dia memohon saya dapat menggantikannya.

Karena hari Sabtu saya libur, saya menyanggupi permintaan sahabat saya itu.
Singkat kata, semua berjalan lancar. Acara worskshop itu sukses. Sahabat
saya tak henti-henti mengucapkan terima kasih. Apalagi, katanya, para
peserta puas. Bahkan pihak bank meminta agar saya bisa menjadi pembicara
lagi untuk acara-acara mereka yang lain.

Sebelum meninggalkan tempat workshop, teman saya memberi saya amplop berisi
honor sebagai pembicara. Sungguh tak terpikirkan sebelumnya soal honor ini.
Saya betul-betul hanya berniat menyelamatkan sahabat saya itu. Tapi sahabat
saya memohon agar saya mau menerimanya.

Di tengah perjalanan pulang hati saya masih tetap risau. Rasanya tidak enak
menerima honor dari sahabat sendiri untuk pertolongan yang menurut saya
sudah seharusnya saya lakukan sebagai sahabat. Tapi akhirnya saya berdamai
dengan hati saya dan mencoba memahami jalan pikiran sahabat saya itu. Malam
hari baru saya berani membuka amplop tersebut. Betapa terkejutnya saya
melihat angka rupiah yang tercantum di selembar cek di dalam amplop itu.
Jumlahnya sama persis dengan biaya operasi kakak saya! Tidak kurang dan
tidak lebih satu sen pun. Sama persis!

Mata saya berkaca-kaca. Tuhan, Engkau memang luar biasa. Engkau Maha Besar.
Dengan cara-Mu Engkau menyelesaikan persoalanku. Bahkan dengan cara yang
tidak terduga sekalipun. Cara yang sungguh ajaib.

Esoknya cek tersebut saya serahkan langsung ke rumah sakit. Setelah
operasi, saya ceritakan kejadian tersebut kepada kakak saya. Dia hanya bisa
menangis dan memuji kebesaran Tuhan. Tidak cukup sampai di situ. Tuhan
rupanya masih ingin menunjukkan kembali kebesaran-Nya. Tanpa sepengetahuan
saya, Surya Paloh, pemilik harian Media Indonesia tempat saya bekerja,
suatu malam datang menengok kakak saya di
rumah sakit. Padahal selama ini saya tidak pernah bercerita soal kakak
saya.

Saya baru tahu kehadiran Surya Paloh dari cerita kakak saya esok harinya.
Dalam kunjungannya ke rumah sakit malam itu, Surya Paloh juga memutuskan
semua biaya perawatan kakak saya, berapa pun dan sampai kapan pun, akan dia
tanggung. Tuhan Maha Besar.
0

Mendidik Anak TANPA Kekerasan

HEARTWARE

Pada suatu hari Dr. Arun Gandhi, cucu Mahatma Gandhi, memberi ceramah di Universitas Puerto Rico. Ia menceritakan suatu kisah dalam hidupnya:

Waktu itu saya masih berusia 16 tahun dan tinggal bersama orangtua di sebuah lembaga yang didirikan oleh kakek saya, ditengah kebun tebu, 18 mil di luar kota Durban, Afrika Selatan. Kami tinggal jauh di pedalaman dan tidak memiliki tetangga. Tak heran bila saya dan dua saudara perempuan saya sangat senang bila ada kesempatan pergi ke kota untuk mengunjungi teman atau menonton bioskop.

Pada suatu saat, ayah meminta saya untuk mengantarkan beliau ke kota untuk menghadiri konferensi sehari penuh. Dan, saya sangat gembira dengan kesempatan itu. Tahu bahwa saya akan pergi ke kota, ibu memberikan daftar belanjaan yang ia perlukan. Selain itu, ayah juga meminta saya mengerjakan beberapa pekerjaan tertunda, seperti memperbaiki mobil di bengkel.

Pagi itu setiba di tempat konferensi, ayah berkata "Ayah tunggu kau di sini jam 5 sore. Lalu kita akan pulang ke rumah bersama-sama."

Segera saja saya menyelesaikan pekerja-pekerjaan yang diberikan oleh ayah dan ibu. Kemudian, saya pergi ke bioskop. Wah, saya benar-benar terpikat dengan dua permainan John Wayne sehingga lupa akan waktu. Begitu melihat jam menunjuk pukul 17.30, langsung saya berlari menuju bengkel mobil dan buru-buru menjemput ayah yang sudah menunggu saya. Saat itu sudah hampir pukul 18.00!!!

Dengan gelisah ayah menanyai saya "Kenapa kau terlambat?". Saya sangat malu untuk mengakui bahwa saya menonton bioskop sehingga saya menjawab, "Tadi, mobilnya belum siap sehingga saya harus menunggu."

Padahal, ternyata tanpa sepengetahuan saya, ayah telah menelepon bengkel mobil itu. Dan ayah tahu kalau saya berbohong. Lalu ayah berkata, "Ada sesuatu yang salah dalam membesarkan engkau sehingga engkau tidak memiliki keberanian untuk menceritakan kebenaran pada ayah. Untuk menghukum kesalahan ayah ini, biarkanlah ayah pulang berjalan kaki sepanjang 18 mil dan memikirkannya baik-baik."

Lalu dengan tetap mengenakan pakaian dan sepatunya, ayah mulai berjalan kaki pulang ke rumah. Padahal hari sudah gelap dan jalanan sama sekali tidak rata. Saya tidak bisa meninggalkan ayah, maka selama lima setengah jam, saya mengendarai mobil pelan-pelan di belakang beliau, melihat penderitaan yang dialami beliau hanya karena kebohongan bodoh yang saya lakukan.

Sejak itu saya tidak pernah berbohong lagi. Seringkali saya berpikir mengenai kejadian ini dan merasa heran. Seandainya ayah menghukum saya, sebagaimana kita menghukum anak-anak kita, maka apakah saya akan mendapat sebuah pelajaran mengenai mendidik tanpa kekerasan ? Kemungkinan saya akan menderita atas hukuman itu, menyadarinya sedikit dan melakukan hal yang sama lagi. Tetapi, hanya dengan satu tindakan tanpa kekerasan yang sangat luar biasa, sehingga saya merasa kejadian itu baru terasa kemarin. Itulah kekuatan bertindak tanpa kekerasan.

Ketika kita berhasil menancapkan suatu pesan yang sangat kuat di bawah sadar seorang anak maka informasi itu akan langsung mempengaruhi perilakunya. Itulah salah satu bentuk hypnosis yang sangat kuat. Apakah hal sebaliknya bisa terjadi? Ya bisa saja! Oleh karena itu kita perlu keyakinan penuh dalam melakukannya sehingga hasil positif yang kita inginkan pasti tercapai. Hal ini memerlukan pemikiran yang mendalam dan kesadaran diri yang kuat dan terlatih. Janganlah bertindak karena reaksi spontan belaka dan kemudian menyesal setelah melakukannya.

Jika kita mau berpikir sedikit ke belakang ke masa di mana anak-anak kita masih kecil sekali maka di masa itulah semua "bibit" perilaku dan sikap ditanamkan. "Bibit" perilaku dan sikap inilah yang kelak akan mewarnai kehidupan remaja dan dewasanya. Siapakah yang menanamkan "bibit" perilaku dan sikap itu untuk pertama kalinya? Ya anda pasti sudah tahu jawabnya, kitalah orangtua yang menanamkan segala macam "bibit" perilaku dan sikap itu.

Bagaimana jika sebagian besar waktu anak dihabiskan dengan pengasuhnya (baby sitter)? Ya berdoalah semoga pengasuh anak anda mempunyai pemikiran bijaksana dan bisa mempengaruhi anak anda secara positif. Berharaplah pengasuh anak (baby sitter) anda mengerti cara kerja pikiran dan mengerti bagaimana bersikap, berucap dan bertindak dengan baik agar anak anda memperoleh "bibit" sikap dan perilaku yang baik.

Seseorang bisa menjadi baik atau buruk pasti karena sesuatu "sebab". Perilaku, ucapan sikap, dan pikiran yang baik atau buruk hanyalah suatu rentetan "akibat" dari suatu "sebab" yang telah ditanamkan terlebih dahulu. Mungkinkah terjadi "akibat" tanpa "sebab"? Mungkinkah anak kita berbohong tanpa sebab, mungkinkah anak kita "nakal" tanpa sebab, mungkinkah anak kita rewel tanpa sebab? Sebagai orangtua kita wajib mencari tahu apa penyebabnya. Tidaklah pantas sebagai orangtua kita langsung bereaksi spontan begitu saja tanpa memikirkan apa yang baru saja kita perbuat. Bukankah ini akan memberi contoh baru bagi anak kita tentang bagaimana bertindak dan bersikap?

Sewaktu kita mempunyai anak maka kita menjadi orangtua, tetapi kita tidak pernah punya pengalaman menjadi orangtua. Kita mempunyai pengalaman menjadi anak. Jadi kita harus mendidik diri kita sendiri dengan belajar dari anak-anak. Bukan belajar dari apa yang dilakukan orangtua pada kita. Ingatlah perasaan sewaktu kita masih menjadi anak-anak. Amati mereka dan tanggapilah dengan penuh perhatian apa yang mereka inginkan. Pengharapan, perlakuan dan pengakuan seperti apa yang kita inginkan dari orangtua yang tidak pernah terpenuhi?

Perlakukan anak-anak seperti kita ingin diperlakukan! Jangan perlakukan anak-anak seperti apa yang dilakukan orangtua pada kita.

Wish you become the best parents in the world !


Sumber : sayanganak.com

0

Kata-kata bijak

HEARTWARE Selasa, 25 Mei 2010
JANGAN BERHENTI DARI KEGAGALAN
KEGAGALAN ITU BISA MEMBANGKITKAN MASA DEPAN


********************
0

Artiku

HEARTWARE
Aku hidup didua dunia
Khayalan yang bawaku melayang
Realita yang menampar senyumku

Aku hidup tanpa arti
Arti yang selalu hilang diawal hari
Hilang berganti mimpi yang terus bayangi
Hingga bawaku jatuh dari tingginya lamunku

Mimpi yang bawaku kembali pada nyataku
Namun berapa detik arti itu bertahan
hanya diriku dan Tuhan yang tahu
0

DUKA UNTUK SAHABAT

HEARTWARE
Duka Untuk Sahabat

Sahabatku sedang berduka
duka dalam kehilangan arti
arti hidup dalam bahteranya
terbentur ego seorang pecundang

Maaf sahabat
Diamku bukannya tuli
diamku cermin duka untukmu
Mulutku membisu namun hatiku terisak
aku tak ahu berkata apa

Sahabatku yang kehilangan arti
Jangan kau terpejam
Bukalah matamu
Pandang jalan didepanmu
Jalanmu masih panjang
Aku disini bersamamu
0

Kata-kata Bijak

HEARTWARE Sabtu, 15 Mei 2010
  • If you want to be lazy, you can kill your self
  • If you you know how I know, I never give you known
  • Keep smile
...........................................................................................................................................................donie
0

Kata-kata Bijak

HEARTWARE Jumat, 14 Mei 2010
  • Ukuran cinta ada ketika kau mencintai seseorang tanpa ukuran.

  • Kau tidak bisa membuat seseorang mencintaimu, tetapi kau dapat menjadi seseorang yang patut dicintai.

  • Tidak ada seseorang pun dapat kembali ke masa lalu untuk membuat sesuatu awal baru. Namun setiap orang dapat memulai saat ini untuk membuat suatu akhir yang baru.
0

Kata-kata Mutiara

HEARTWARE

Kata-kata Mutiara

  • Senyummu obat disenduku, tawamu pelita di gelapku, merdumu penuntun dalam sesatku, cintamu rindu diharapku.
  • Hatiku jatuh dibayangmu, walau kuingin segera kau pungut tuk semayamkan dihatimu, cantik maafkan aku mencintaimu.
  • Dibalik tirai kutatap manismu, walau kutahu itu pengecut. Ragaku mati bila kau dekat, jiwaku rindu bila kau jauh.

0

Kata Doni

HEARTWARE
The blur


Saiki aku mBoten ngerti
To day, Idon’t understand
Sekarang saya tidak mengerti

Dengan bahasa apapun,jika kita ingin mengungkapkan! Ungkapkanlah ……………..
Everyday, nothing special with me! Why, my days just full with ordinary. Actually, I want escape from the ordinary man. But, the condition of me can’t face it, this is a complicated life. Often, I think that how I can get what ever I want if I can’t do something, for example I wan a be a rich man but what I do. I just imagine and dream that it can happen to me without hard work. But now I realize that something can’t appear without effort of me. The last I just wan a say, money is not everything, but everything without money is nothing.


Doni’s said. ( e-mail : gue89_krenz@yahoo.com )
0

A Succesful Relationship

HEARTWARE
CINTA
( A Succesful Relationship )

Sepasang suami istri yang telah menikah selama 11 tahun akhirnya dikarunia anak pertama. Keduanya saling mencinta dan anak itu adalah buah hati mereka.

Suatu pagi hari, ketika si anak telah berumur 2 tahun, sang suami melihat botol obat terbuka. Karena takut terlambat, ia berpesan kepada istrinya agar menutup botol obat itu dan menyimpannya di dilemari.

Istrinya yang sedang sibuk di dapur, sama sekali lupa dengan pesan suaminya. Anaknya yang sedang bermain–main melihat botol itu, lalu menghampirinya. Merasa tertarik dengan warna obat yang ada didalamnya, ia lalu meminum semuanya. Obat dengan dosis tinggi untuk orang dewasa itu membuat si anak tidak sadar. Ibunya segera membawanya ke rumah sakit. Namun , nyawa anak itu tidak tertolong.

Sang istri terguncang melihat kejadian ini dan merasa takut menghadapi suaminya. Tak lama kemudian suaminya datang ke rumah sakit melihat jasad anaknya. Ia menatap wajah istrinya lalu berkata, “ Aku cinta kepadamu , sayang!”.

Ucapan tak disangka dari suaminya ini merupakan sikap proaktif. Anak itu sudah mati,. Ia tidak dapat dihidupkan kembali. Tidak ada gunanya mencari-cari kesalahan istrinya. Disamping itu, kalau saja ia mau menyempatkan diri menutup botol itu, tentu kejadian ini bisa dihindarkan.
Tidak ada seorang pun yang harus disalahkan. Istrinya telah kehilangan anak satu-satunya. Yang ia butuhkan sekarang adalah hiburan dan ucapan simpati dari suaminya.

Jika setiap orang melihat kehidupan dari perspektif ini, maka berbagai persoalan di dunia menjadi ringan. Karena itu tanggalkanlah sifat iri hati, cemburu, sikap tidak pemaaf, egoisme dan kecemasan, niscahya kau akan mendapati segala sesuatu itu tidak sesulit yang kau bayangkan.

Hubungan yang sukses membutuhkan seseorang untuk jatuh cinta berkali-kali kepada orang yang sama. ( Author Unknown )

0

Trouble Tree

HEARTWARE
Pohon Permasalahan
( Trouble Tree )

Tukang kayu yang kugaji untuk memperbaiki rumah pertanian baru saja menyelesaikan hari pertamanya yang melelahkan. Ban mobilnya yang bocor membuatnya kehilangan 1 jam kerja, gergaji listriknya macet, dan sekarang mobil tuanya mogok, tidak bisa dijalankan.

Aku lalu mengantarkannya pulang dengan mobilku. Ia duduk mematung membisu,. Sesampainya di halaman rumahnya, ia mengajakku masuk untuk bertemu dengan keluarganya, ia berjalan menuju pintu depan rumahnya, tapi kemudian berhenti sejenak di dekat pohon kecil, lalu menyentuh ujung cabang-cabang pohon itu dengan kedua tangannya.

Setelah itu ia mengalami perubahan yang menakjubkan. Ketika membuka pintu rumah, mukanya yang kecoklatan karena terik matahari sekarang dihiasi senyum. Ia memeluk kedua anaknya yang masih kecil lalu mencium istrinya.

( Ketika aku hendak pulang ) ia mengantarkanku ke mobilku. Kami melewati lagi pohon kecil itu. Aku merasa sangat penasaran lalu bertanya tentang apa yang tadi ia lakukan.

“Oh, ini adalah pohon permasalahanku.” Jawabnya. “Dalam bekerja, aku tidak bisa menghindar dari berbagai permasalahan. Namun, aku berkeyakinan, bahwa persoalanku tidak boleh menjadi persoalan istri dan anak-anakku. Karenanya, setiap kali pulang kerja, aku gantungkan semua persoalanku di pohon ini, dan mengambilnya lagi esok hari. Anehnya,” katanya sambil tersenyum,” setiap kali kuambil lagi, permasalahan itu tampak jauh lebih mudah diatasi dibandingkan ketika kugantungkan di malam hari.” ( Author Unknown ).
0

Lucky Lady

HEARTWARE Jumat, 07 Mei 2010
WANITA YANG BERUNTUNG
[Lucky Lady]

Suasana pagi itu sangat sibuk. Jam menunjukkan pukul 8:30 ketika seorang lelaki tua umur 80-an masuk untuk meminta agar jahitan di ibu jarinya dilepas. Ia berkata bahwa ia sedang terburu-buru karena ada janji pukul 9:00. Aku memahami gelagatnya lalu memintanya untuk duduk. Aku tahu pekerjaan ini akan memakan waktu lebih dari satu jam sebelum orang lain bisa menemuinya.

Aku perhatikan ia melihat jamnya lalu memutuskan untuk dilepas jahitannya. Karena saat itu aku sedang tak sibuk dgn pasien-pasien lain, maka kuteliti luka di ibu jarinya. Ternyata lukanya telah sembuh dengan baik, lalu kukatakan kepada salah seorang dokter apa yg hendak kulakukan. Aku lalu menyiapkan peralatan & barang-barang yang kuperlukan untuk melepas jahitan dan membalut lukanya.

Sambil merawat lukanya aku terlibat dalam pembicaraan dengannya. Aku bertanya apakah pagi ini ia punya janji dgn salah seorang dokter di sini karena ia tampak begitu terburu-buru. Ia menjawab tidak, ia harus pergi ke rumah perawatan (nursing home) untuk sarapan bersama istrinya. Aku lalu bertanya tentang keadaan istrinya. Ia berkata bahwa istrinya menderita Alzheimer dan belum lama dirawat di tempat itu.

Sambil mengobrol, kuselesaikan balutan di ibu jarinya. Aku bertanya apakah istrinya akan merasa khawatir bahwa hari ini ia agak terlambat. Ia menjawab bahwa istrinya sudah lima tahun tidak lagi mengenalinya. Aku merasa terkejut dan bertanya, “Apakah kau pergi ke sana setiap hari meski istrimu sudah tidak mengenalimu?”

Ia tersenyum, menepuk tanganku lalu berkata, “Benar ia tidak mengenaliku, tapi aku kan mengenalinya!”

Aku harus menahan tangis haruku ketika ia pergi. Aku merenung, “Ini adalah jenis cinta yang kuharapkan dalam hidupku.”

Sungguh istrinya adalah wanita yang beruntung. Seharusnya kita semua memiliki cinta semacam ini. Cinta sejati tidak bersifat jasmani, dan tak pula hanya bersifat romantis. Cinta sejati adalah kesediaan untuk menerima apa adanya, dan kerelaan untuk menerima apa yang telah, apa yang akan dan apa yang tidak akan terjadi.

Sahabat yang baik seperti bintang di langit. Kau tidak dapat selalu melihatnya, namun kau tahu bahwa mereka ada di luar sana. (Author Unknown)

Hikmah dari Seberang
PUSTAKA ZAWIYAH
0

Awan Mengikuti Orang Yang Bertaubat

HEARTWARE Kamis, 06 Mei 2010
Awan Mengikuti Orang Yang Bertaubat


Diriwayatkan bahawa seorang tukang jagal terpesona kepada budak tetangganya. Suatu saat gadis itu mendapatkan tugas menyelesaikan urusan keluarganya di desa lain. Si tukang jagal lalu mengikutinya dari belakang sampai akhirnya berhasil menemukannya. Si tukang jagal lalu memanggil gadis itu dan mengajaknya menikmati kesempatan langka dan indah itu. Tetapi gadis itu menjawab, "Jangan lakukan. Meskipun sangat mencintaimu, aku sangat takut kepada Allah."
Mendengar jawaban itu, si tukang jagal merasa dunia berputar. Kerana menyesal dan sadar hatinya gemetar, tenggorokannya kering dan hatinya semakin berdebar, dia lalu berkata, "Kau takut kepada Allah sedangkan aku tidak."

Dia pulang sambil bertaubat. Di jalan ia diserang haus dan nyaris mati. Ia kemudian bertemu seorang soleh. Mereka berjalan bersama. Mereka melihat gumpalan awan berjalan menaungi mereka berdua sampai mereka masuk ke sebuah desa. Mereka berdua yakin bahwa awan itu untuk orang yang soleh. Kemudian mereka berpisah di desa tersebut. Awan itu ternyata condong dan terus menaungi si tukang jagal itu sampai dia tiba di rumahnya. Orang soleh tadi heran melihat kenyataan ini. Dia lalu mengikuti tukang jagal tadi lantas bertanya kepadanya dan dijawabnya juga di tempat itu. Maka laki-laki soleh itu berkata, "Janganlah heran terhadap apa yang kau lihat, kerana orang yang bertaubat kepada Allah itu berada di suatu tempat yang tak seorang pun berada di situ."


***diambil dari 1001 kisah teladan
0

KEIKHLASAN CINTA

HEARTWARE
Keikhlasan Cinta

Jangan pernah kau ucap selamat tinggal
Mencintaimu adalah anugrah
Karena hatiku selalu bersamamu


Aku ingin hatimu untukku
Karena hatikupun ikhlas untukmu
Berbagi dalam suka
Mengisi disaat duka


Aku akan berikan
Untukmu agar kau bertahan
Sambutlah rindu ini
Hanyutkan segala rasa sepi


******* by : ajuzzcyu24
0

TERLAMBAT

TERLAMBAT

By: dN4-31T

Terlambatkah aku untuk mengatakan
Bahwa ku mencintainya
Cinta yang telah lama kependam
Tertutup oleh rasa pengecutku

Maafkan aku bila ini mengusik dirimu
Menodai perasaan yang harusnya kujaga

Aku telah melakukan kesalahan
Kesa;ahan karena kebodohan diriku

Sanggupkah aku mendengar kenyataan
Bahawa telah terlambat semua yang aku inginkan

Diammu buatku mati
Mati oleh rasa bersalah pada perasaanmu